Motherboard Murah tapi Fitur Lengkap: VRM Cukup?

Buat para perakit PC, motherboard sering kali jadi dilema. Di satu sisi, ini adalah komponen penting yang menentukan kelancaran sistem dan masa depan upgrade. Di sisi lain, banyak orang merasa tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk motherboard karena tidak langsung berdampak pada performa FPS game atau kecepatan render.

Pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah motherboard murah dengan fitur lengkap benar-benar cukup? Terutama dari sisi VRM (Voltage Regulator Module), apakah bisa diandalkan untuk jangka panjang?

Di artikel ini, kita akan membahas dengan bahasa sederhana tapi tetap teknis: apa itu VRM, bagaimana pengaruhnya, kenapa motherboard murah tetap layak dipertimbangkan, serta kapan sebaiknya kamu naik kelas ke model lebih mahal.


Apa Itu VRM?

Sebelum bahas lebih jauh, mari kita kenali dulu VRM.

VRM (Voltage Regulator Module) adalah rangkaian komponen pada motherboard yang bertugas mengatur dan menyalurkan daya dari PSU ke CPU (dan terkadang GPU, RAM, atau komponen lain).

Fungsi utamanya:

  1. Menurunkan tegangan dari PSU agar sesuai dengan kebutuhan CPU.
  2. Menjaga kestabilan daya supaya prosesor bisa bekerja maksimal.
  3. Mengantisipasi lonjakan beban saat CPU bekerja keras (misalnya gaming, rendering, atau multitasking berat).

Semakin kuat prosesor, semakin tinggi pula tuntutan pada VRM. Inilah alasan kenapa motherboard kelas atas punya desain VRM lebih kompleks, dengan jumlah fase daya lebih banyak, heatsink besar, dan komponen berkualitas tinggi.


Motherboard Murah: Apa yang Ditawarkan?

Di 2025, motherboard entry-level dan mid-range sudah berkembang jauh dibanding lima tahun lalu. Bahkan motherboard murah sekarang sudah punya fitur yang dulu hanya ada di kelas menengah ke atas.

Contoh fitur yang bisa ditemukan di motherboard murah:

  • Slot M.2 NVMe PCIe 4.0 untuk SSD cepat.
  • USB 3.2 Gen 2 untuk transfer data kilat.
  • WiFi 6 / 6E di beberapa model tertentu.
  • Audio codec yang cukup oke untuk headset gaming.
  • BIOS modern dengan update mudah.

Dengan harga di kisaran Rp 1,5 juta – Rp 2,5 juta, pengguna sudah bisa mendapatkan motherboard dengan fitur lengkap yang cukup untuk sebagian besar kebutuhan.


VRM di Motherboard Murah: Cukup atau Tidak?

Nah, bagian ini yang sering jadi perdebatan.

1. VRM untuk CPU Entry dan Mid-range

Kalau prosesor yang dipakai hanya Core i5 non-K series atau Ryzen 5 non-X, VRM motherboard murah biasanya sudah lebih dari cukup. Beban daya tidak terlalu besar, sehingga fase daya sederhana pun bisa menanganinya.

Contoh:

  • Intel Core i5-14400 / 13400 bisa jalan mulus di motherboard B760 murah.
  • AMD Ryzen 5 7600 / 8600G cukup stabil di A620 atau B650 level bawah.

Tidak akan ada masalah signifikan, selama tidak dipaksa untuk overclock ekstrem.

2. VRM untuk CPU High-end

Kalau bicara prosesor kelas atas seperti Ryzen 9 7950X atau Intel Core i9-14900K, di sinilah motherboard murah mulai kewalahan. VRM dengan fase sedikit dan tanpa pendingin memadai bisa panas, bahkan throttling. Akibatnya performa CPU tidak maksimal.

Jadi, untuk prosesor flagship, motherboard murah memang bukan pilihan tepat.

3. TDP, Boost Clock, dan Lonjakan Beban

CPU modern punya fitur boost yang bisa membuat daya melonjak jauh di atas TDP resmi. Di sinilah kualitas VRM diuji. Motherboard murah dengan VRM sederhana bisa tetap aman, tapi biasanya akan membatasi durasi boost agar suhu VRM tidak overheat.

Artinya, performa tetap stabil, tapi tidak akan sekuat motherboard high-end.


Contoh Motherboard Murah tapi Andal

Beberapa model yang sering jadi andalan rakit budget-to-mid build:

  • B760M Mortar WiFi (MSI) – sekitar Rp 2,7 juta, punya VRM cukup kokoh untuk i5 dan i7 non-K.
  • ASRock B650M Pro RS – Rp 2,3 juta, mendukung Ryzen 7000, VRM cukup kuat untuk Ryzen 5–7.
  • Gigabyte B550M DS3H (untuk build lawas) – salah satu motherboard murah tapi stabil untuk Ryzen 3000–5000.
  • A620M-HDV/M.2 (ASRock) – sangat murah (±Rp 1,5 juta), cukup untuk Ryzen 5 7600 tanpa overclock.

Artinya, produsen pun sudah menyesuaikan motherboard murah dengan kebutuhan mayoritas pengguna: performa stabil untuk CPU mainstream.


Siapa yang Cukup dengan Motherboard Murah?

  1. Gamer Esports 1080p
    Kalau hanya main Valorant, CS2, Dota 2, atau Apex Legends, motherboard murah sudah lebih dari cukup.
  2. Content Creator Pemula
    Untuk editing ringan dengan i5 atau Ryzen 5, tidak butuh motherboard mahal. Yang penting ada slot M.2 cepat dan RAM dual channel.
  3. Pengguna Harian / Kantor
    Browsing, Zoom, Office, coding ringan, semua bisa lancar tanpa harus beli motherboard mahal.

Siapa yang Harus Hindari Motherboard Murah?

  1. Overclocker
    Kalau niat main overclock CPU atau RAM, motherboard murah jelas bukan pilihan. VRM lemah bisa panas, bahkan tidak stabil.
  2. Pro User dengan CPU Flagship
    Render 3D, simulasi, atau workload berat yang butuh CPU i9/Ryzen 9 lebih aman dengan motherboard high-end.
  3. Future-Proof Enthusiast
    Kalau ingin build tahan lama dengan potensi upgrade CPU kelas atas, investasi di motherboard menengah ke atas akan lebih aman.

Tips Memilih Motherboard Murah yang Tepat

  1. Cek jumlah dan desain VRM
    Minimal 6+2 fase untuk prosesor mid-range agar lebih stabil.
  2. Pastikan ada heatsink di VRM
    Walau murah, beberapa model sudah menambahkan heatsink kecil. Ini penting untuk menjaga suhu.
  3. Jangan lupakan slot ekspansi
    Kalau mau upgrade ke GPU kelas menengah–atas, pastikan ada PCIe 4.0 x16 dengan dukungan penuh.
  4. Update BIOS
    Motherboard murah sering kali butuh update BIOS terbaru agar support prosesor baru.
  5. Pertimbangkan fitur yang benar-benar dipakai
    Tidak perlu kejar WiFi 6 atau audio premium kalau tidak dipakai. Lebih baik fokus ke VRM stabil dan slot penyimpanan.

Motherboard murah tapi fitur lengkap memang cukup, asalkan dipasangkan dengan prosesor yang tepat.

Untuk prosesor kelas menengah seperti Ryzen 5 atau Core i5, VRM motherboard entry-level sudah mampu menjaga kestabilan. Kamu bisa mendapatkan fitur modern seperti slot M.2 cepat, USB terbaru, dan kadang WiFi, tanpa harus keluar banyak biaya.

Namun, kalau rencana kamu pakai CPU high-end atau suka bermain overclock, motherboard murah jelas bukan pilihan. Di sinilah peran motherboard menengah ke atas menjadi penting.

Jadi, pertanyaannya bukan “Apakah motherboard murah bagus atau jelek?”, melainkan “Apakah motherboard murah cukup untuk kebutuhan saya?”. Kalau jawabanmu ya, maka tidak ada salahnya memilihnya. Dengan budget hemat, kamu bisa alokasikan dana lebih untuk GPU, SSD lebih besar, atau monitor yang lebih baik—hal-hal yang langsung terasa manfaatnya.

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

back to top