Teknologi ray tracing yang dulunya hanya dimiliki studio animasi kelas atas kini telah menjadi standar baru di dunia gaming dan rendering 3D. Ray tracing menghadirkan pencahayaan realistis, pantulan yang presisi, serta bayangan yang lebih hidup dibanding teknik rasterisasi tradisional. Namun, untuk bisa menikmatinya, diperlukan kartu grafis (GPU) yang mumpuni. Tahun 2025, dua kubu besar GPU—AMD (Radeon RX) dan NVIDIA (GeForce RTX)—masih bersaing ketat.
Bagi pengguna entry-level atau mereka yang baru ingin mencicipi ray tracing tanpa harus membeli kartu grafis kelas atas, memilih antara RX dan RTX di tahun 2025 menjadi dilema tersendiri. Artikel ini membahas secara lugas perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing seri agar pembaca bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan.
1. Perkembangan Ray Tracing Hingga 2025
Ray tracing mulai populer di dunia konsumer sejak NVIDIA memperkenalkan RTX 20-series pada 2018. AMD menyusul beberapa tahun kemudian lewat Radeon RX 6000-series. Seiring berjalannya waktu, dukungan ray tracing semakin luas, termasuk di game-game populer.
Di 2025, game AAA seperti Cyberpunk 2077, Alan Wake 2, dan judul-judul terbaru lain mengandalkan efek ray tracing untuk visual maksimal. Namun, beban GPU untuk mengolah ray tracing tetap tinggi. Karenanya, memilih GPU dengan kemampuan ray tracing yang sesuai budget sangat penting.
2. Arsitektur dan Teknologi: RX vs RTX
Radeon RX (AMD)
AMD seri RX terbaru (misalnya RX 7600 XT atau RX 7700 di kelas entry hingga mid-range) menggunakan arsitektur RDNA 3. RDNA 3 membawa peningkatan efisiensi daya, jumlah Compute Unit (CU), dan Ray Accelerator yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya.
AMD juga mengandalkan teknologi FSR (FidelityFX Super Resolution) untuk mengompensasi kinerja ray tracing. FSR versi terbaru (3.1) mendukung frame generation sehingga pengguna bisa mendapatkan frame rate lebih tinggi di game-game berat.
GeForce RTX (NVIDIA)
NVIDIA seri RTX di 2025, seperti RTX 4050 atau RTX 4060, menggunakan arsitektur Ada Lovelace Refresh. NVIDIA lebih dulu menguasai teknologi ray tracing lewat RT Core dan Tensor Core untuk AI-based upscaling, yakni DLSS (Deep Learning Super Sampling).
DLSS versi 3.5 kini mendukung Ray Reconstruction, yang memperhalus hasil ray tracing sehingga lebih realistis dan efisien.
3. Performa Ray Tracing Entry-Level
AMD RX Entry-Level
Seri RX entry-level saat ini (contoh RX 7600 XT) mampu menjalankan game dengan ray tracing ringan hingga sedang pada resolusi 1080p. Namun untuk ray tracing penuh di game AAA, performanya bisa menurun drastis jika tidak dibantu FSR.
NVIDIA RTX Entry-Level
Seri RTX entry-level (contoh RTX 4050/4060) umumnya lebih unggul dalam ray tracing murni. DLSS membantu mempertahankan frame rate tinggi sekaligus menjaga kualitas visual, sehingga pengalaman gaming terasa lebih stabil.
Kesimpulan sementara: Untuk ray tracing murni tanpa kompromi, NVIDIA RTX entry-level masih unggul dibanding AMD RX entry-level.
4. Harga dan Value
Harga selalu menjadi faktor utama bagi pengguna entry-level.
- AMD RX: Lebih ramah di kantong. Misalnya RX 7600 XT biasanya dibanderol lebih murah dibanding RTX 4060. Namun, kinerja ray tracing-nya lebih lemah, meski kinerja rasterisasi (tanpa ray tracing) bisa setara atau bahkan lebih baik.
- NVIDIA RTX: Lebih mahal, tetapi membawa fitur DLSS yang sudah matang. DLSS 3.5 bisa menjadi nilai plus bagi gamer yang mengutamakan ray tracing.
Jika budget terbatas dan penggunaan lebih banyak untuk gaming tanpa ray tracing atau software kreatif, RX lebih cocok. Namun jika fokus utama adalah ray tracing, RTX meski lebih mahal memberikan pengalaman lebih mulus.
5. Dukungan Ekosistem dan Software
- AMD: Teknologi FSR bersifat open-source dan dapat digunakan pada GPU mana pun, termasuk NVIDIA. Namun, implementasi FSR belum sehalus DLSS dalam beberapa skenario. AMD juga menawarkan driver Adrenalin yang ramah pengguna dengan fitur seperti Radeon Boost dan Anti-Lag+.
- NVIDIA: DLSS hanya berjalan di GPU NVIDIA. Ekosistemnya sudah matang dengan dukungan luas di game AAA dan software kreatif. NVIDIA Studio Drivers memaksimalkan performa aplikasi seperti Blender, Adobe Premiere, dan lainnya.
6. Konsumsi Daya dan Pendinginan
Kartu grafis entry-level AMD biasanya lebih efisien daya dibanding NVIDIA, meskipun selisihnya kecil di 2025. Hal ini membuat RX menarik bagi pengguna yang memiliki PSU kecil. Namun, NVIDIA terus mengoptimalkan arsitektur Ada Lovelace Refresh sehingga konsumsi dayanya juga lebih hemat dibanding generasi sebelumnya.
7. Kebutuhan Spesifik: Gaming vs Kreatif
- Gaming Casual / Esport + Ray Tracing Ringan: RX sudah cukup, apalagi jika FSR diaktifkan.
- Gaming AAA + Ray Tracing Maksimal: RTX lebih disarankan karena RT Core dan DLSS membuat pengalaman lebih lancar.
- Pekerjaan Kreatif (3D Rendering, Editing): RTX juga unggul karena banyak aplikasi kreatif memanfaatkan CUDA dan akselerasi AI NVIDIA.
8. Masa Depan Teknologi Upscaling
AMD terus mengembangkan FSR agar mendekati kualitas DLSS. Sementara NVIDIA memimpin dengan inovasi AI seperti Ray Reconstruction. Artinya, dalam beberapa tahun ke depan selisih kualitas antara RX dan RTX mungkin semakin tipis, tetapi untuk saat ini RTX masih memimpin di ray tracing entry-level.
9. Tips Memilih GPU Ray Tracing Entry-Level
- Tentukan Prioritas – Apakah Anda fokus pada gaming dengan efek ray tracing penuh atau hanya sesekali?
- Cek Game yang Dimainkan – Lihat dukungan DLSS/FSR di game favorit Anda.
- Perhatikan PSU dan Pendinginan – Jangan lupa cek kebutuhan daya kartu grafis.
- Baca Review Independen – Bandingkan hasil benchmark terbaru untuk model yang Anda incar.
- Pertimbangkan Masa Depan – Jika ingin bertahan lebih lama dan mendukung teknologi AI baru, RTX bisa jadi investasi lebih aman.
10. Kesimpulan: RX atau RTX untuk Ray Tracing Entry-Level 2025?
- RX (AMD Radeon): Lebih murah, efisien daya, cocok untuk gamer dengan budget ketat yang tidak terlalu fokus pada ray tracing penuh. FSR membantu performa meski hasilnya belum setajam DLSS.
- RTX (NVIDIA GeForce): Lebih mahal tetapi unggul dalam ray tracing murni berkat RT Core, DLSS 3.5, dan ekosistem software kreatif yang matang.
Jika Anda ingin menikmati ray tracing dengan kompromi minimal di 2025, RTX entry-level tetap menjadi opsi terbaik. Namun, jika fokus Anda adalah value terbaik untuk gaming rasterisasi dan sesekali ray tracing ringan, RX adalah pilihan yang lebih ramah kantong.
Dengan pemahaman yang tepat tentang kebutuhan dan fitur masing-masing GPU, Anda bisa memilih kartu grafis entry-level yang paling sesuai tanpa terjebak pada hype semata.
Leave a Comment